Sebagai sebuah indikator penting dari kesejahteraan masyarakat, pencapaian ketahanan pangan menjadi perhatian pemerintah. Terpenuhinya kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk Indonesia sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kuantitas, kualitas dan harga beli yang terjangkau. Namun, gejolak politik, sosial dan ekonomi yang berdampak pada produksi dan konsumsi menyebabkan tidak stabilnya harga dan ketersediaan bahan pokok, padahal masyarakat Indonesia sangat tergantung pada ketersediaan bahan pokok ini mengingat bahan pokok tersebut berkaitan dengan konsumsi langsung dan tidak langsung. Melihat hal tersebut, pemerintah memandang perlu untuk mengetahui secara riil total konsumsi bahan pokok tersebut dalam rangka penyediaan nasional yang pada akhirnya akan dijadikan dasar pengambil kebijakan terkait.
Bertolak dari hal tersebut, untuk menyediakan data konsumsi tersebut, BPS melakukan survei Bahan Pokok 2015 merupakan survei yang bertujuan untuk mendapatkan angka estimasi konsumsi beras, jagung, kacang kedelai, daging sapi, daging ayam, bawang merah, dan cabai pada tingkat propinsi. Sedangkan untuk tingkat nasional, semua komoditas pada tingkat propinsi ditambah dengan tepung terigu, bawang putih, minyak goreng, gula pasir, dan garam. Untuk mendukung pelaksanaan survei ini, BPS Propinsi Papua telah melakukan pelatihan petugas yang nantinya akan turun ke lapangan untuk melakukan pendataan.
Pelatihan petugas lapangan Survei Konsumsi Bahan Pokok tahun 2015 BPS Propinsi Papua dilaksanakan pada tanggal 7-10 April 2015 yang diikuti oleh 4 kabupaten, Merauke, Jayapura, Mimika dan Kota Jayapura. Pelatihan yang dilaksanakan di Hotel Relat Jayapura ini juga diintegrasikan dengan pelatihan survei Pendataan Dwelling Time yang diikuti Kabupaten Biak dan Sarmi. Pelatihan ini diikuti oleh total 33 orang dengan 2 panitia dan 1 instruktur nasional yang merupakan Kepala Seksi Niaga dan Jasa pada bidang distribusi BPS Propinsi Papua.
(Humas BPS Provinsi Papua)
