EKSPOR
Nilai ekspor Papua pada awal tahun 2017 mencapai US$267,37 juta atau mengalami peningkatan sebesar 11,22 persen dibanding ekspor Desember 2016 yang sebesar US$240,39 juta; terdiri dari barang migas sebesar US$1.121 dan barang non migas sebesar US$267,37 juta.
Total ekspor Papua pada Januari 2017 meningkat signifikan hingga 239,34 persen dibandingkan total ekspor pada Januari 2016 yang senilai US$78,79 juta.
Ekspor Bijih Tembaga & Konsentrat (HS26) pada Januari 2017 senilai US$258,14 juta; ekspor Kayu & Barang dari Kayu (HS44) senilai US$8,07 juta; ekspor Ikan & Hewan Air Lainnya (HS03) senilai US$3,25 ribu; dan ekspor Non Migas Lainnya senilai US$1,15 juta.
Total ekspor non migas pada Januari 2017 mengalami peningkatan sebesar US$188,58 juta atau 239,34 persen bila dibandingkan dengan total ekspor pada Januari 2016. Total ekspor golongan HS26 dan HS44 mengalami peningkatan yaitu masing-masing sebesar 261,98 persen dan 56,63 persen. Sedangkan total ekspor non migas lainnya justru mengalami penurunan sebesar 50,41 persen.
Ekspor ke enam negara utama pada Januari 2017 mencapai US$260,28 juta atau meningkat 9,52 persen dibanding nilainya pada Desember 2016. India menjadi negara tujuan ekspor terbesar yang nilainya mencapai US$132,33 juta, diikuti Tiongkok US$68,68 juta, Jepang US$57,33 juta, dan Korea Selatan US$1,93 juta.
Total ekspor Papua ke enam negara utama pada Januari 2017 meningkat signifikan 264,03 persen bila dibandingkan dengan total ekspor pada Januari 2016, sedangkan total ekspor ke negara lainnya mengalami penurunan sebesar 2,71 persen.
IMPOR
Pada awal tahun 2017, Provinsi Papua melakukan impor sebesar US$38,56 juta dimana nilai ini mengalami penurunan 50,46 persen bila dibandingkan dengan impor pada Desember 2016 yang senilai US$77,83 juta.
Total impor Papua pada Januari 2017 lebih tinggi 1,58 persen dibandingkan total impor pada Januari 2016 yang senilai US$37,96 juta.
Nilai impor 10 golongan non migas utama pada Januari 2017 mencapai US$26,84 juta atau turun 46,79 persen dibandingkan Desember 2016 yang sebesar US$50,44 juta. Nilai impor golongan non migas lainnya juga mengalami penurunan sebesar US$8,99 juta (82,08 persen).
Dibandingkan dengan Januari 2016, nilai impor 10 golongan non migas utama pada Januari 2017 mengalami penurunan sebesar 24,78 persen, yaitu dari US$35,68 juta menjadi US$26,84 juta. Impor 10 golongan non migas utama memberikan andil 69,61 persen terhadap total impor Januari 2017.
Nilai impor dari tujuh negara utama pada Januari 2017 adalah senilai US$36,07 juta atau menurun 46,56 persen dibandingkan nilainya pada Desember 2016. Tiga negara pemasok barang terbesar selama Januari 2017 adalah Australia dengan nilai US$14,90 juta (38,64 persen), Singapura US$12,86 juta (33,34 persen), dan Amerika Serikat US$4,09 juta (10,61 persen).
Nilai impor dari tujuh negara utama pada Januari 2017 justru lebih tinggi 9,48 persen bila dibandingkan dengan nilainya pada Januari 2016 yang sebesar US$32,94 juta, sementara nilai impor dari negara lainnya lebih rendah 50,29 persen.