Abstraksi
Ø Pada Juni 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua
tercatat mengalami penurunan sebesar
0,09 persen menjadi 96,98 dibandingkan NTP bulan sebelumnya sebesar 97,07.
Penurunan tersebut terjadi akibat naiknya indeks harga diterima petani (It)
lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga dibayar petani (Ib).
Ø NTP Nasional pada
Juni 2015 adalah 100,52 atau naik 0,50 persen dibandingkan NTP Mei 2015. Hal
ini disebabkan oleh naiknya indeks diterima petani sebesar 1,15
persen dan naiknya indeks harga dibayar petani 0,65 persen.
Ø Pada Juni 2015, subsektor Tanaman Pangan tercatat memiliki
NTP sebesar 87,32; NTP subsektor Hortikultura sebesar 101,45; NTP subsektor
Tanaman Perkebunan Rakyat adalah 106,40; NTP subsektor Peternakan sebesar
100,11; dan NTP subsektor Perikanan tercatat sebesar 105,63. Lebih lanjut, NTP
subsektor Perikanan dapat dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap dan NTP
Perikanan Budidaya yang masing-masing sebesar 110,79 dan 91,22.
Ø Di wilayah perdesaan Papua terjadi inflasi sebesar 0,76
persen di bulan Juni 2015. Inflasi
perdesaan terjadi akibat adanya
kenaikan indeks harga empat subkelompok pengeluaran rumah tangga, dimana peningkatan
tertinggi terjadi pada subkelompok Bahan
Makanan yang naik hingga
1,23
persen.
Ø Secara nasional, sebanyak 31 provinsi mengalami
inflasi perdesaan dimana yang tertinggi terjadi di Sumsel sebesar 1,38 persen dan inflasi pedesaan
terendah terjadi di Provinsi Maluku(0,14 persen); sementara 2
provinsi lainnya mengalami
deflasi pedesaan dimana
yang
tertinggi terjadi di NTT sebesar (-0,46 persen). Untuk wilayah
Sumapua, 10 provinsi mengalami Inflasi pedesaan dimana Papua menempati
peringkat ke-9 Sumapua dengan inflasi yang mencapai 0,76 persen sedangkan
secara nasional, Papua menempati peringkat ke-24.
Ø Dibandingkan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian
(NTUP) Mei 2015, NTUP Papua pada Juni 2015 naik 0,39 persen menjadi 105,89.