Abstraksi
þ Pada Bulan September 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua mengalami kenaikan 0,24 persen
dengan indeks NTP 96,17 dibandingkan indeks NTP bulan sebelumnya 95,94.
Kenaikan yang terjadi karena indeks harga diterima petan
lebih tinggi
dari indeks harga dibayar peta
dimana
mengalami
kenaikan 0,56 persen dan
mengalami kenaikan
0,32 persen.
þ NTP Nasional September 2016 sebesar 102,02 atau mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen dibandingkan NTP Agustus
2016. Hal ini terjadi karena indeks harga diterima petani lebih tinggi dari
indeks harga dibayar petani dimana indeks harga diterima petani mengalami
kenaikan 0,73 persen dan indeks harga dibayar petani mengalami kenaikan 0,28
persen.
þ NTP Provinsi Papua bulan September 2016 menurut
subsektor tercatat 2 (dua) subsektor memiliki nilai NTP dibawah 100 yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan 87,86 dan NTP Subsektor Peternakan 99,76.
Sedangkan 3 (tiga) subsektor lainnya memiliki nilai NTP diatas 100 yaitu NTP subsektor Hortikultura 100,32; NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat
101,57 dan NTP subsektor Perikanan
tercatat 103,92. Lebih lanjut, NTP subsektor Perikanan dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap 109,81 dan NTP Perikanan Budidaya 87,65. Secara
umum, kenaikan indeks NTP hanya terjadi pada subsektor Tanaman Pangan dan
subsektor Peternakan sedangkan subsektor yang lain mengalami penurunan indeks
NTP.
þ Dari 33 provinsi yang dihitung NTP nya, tercatat 22 Provinsi mengalami kenaikan NTP dan 11 provinsi mengalami penurunan NTP
dimana Sumatera Utara tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi yaitu 1,50
persen sedangkan Gorontalo tercatat mengalami kenaikan NTP terendah 0,03
persen. Sedangkan Lampung tercatat provinsi dengan penurunan indeks terbesar
yaitu -1,15 persen dan Bangka Belitung dengan penurunan terkecil -0,10 persen.
þ Inflasi Pedesaan dapat diketahui melalui Indeks
Konsumsi Rumah Tangga. Inflasi Pedesaan
Papua September 2016
tercatat mengalami inflasi 0,38 persen. Inflasi perdesaan terjadi karena adanya kenaikan indeks pada sebagian
besar sub kelompok pengeluaran
rumah tangga kecuali sub
kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga yang mengalami
penurunan indeks sebesar -0,44 persen sementara itu kenaikan indeks tertinggi terjadi pada subkelompok perumahan 0,92 persen.
þ Secara nasional, 27 provinsi mengalami inflasi perdesaan dan 6 (enam)
provinsi lainnya terjadi deflasi pedesaan dengan Inflasi pedesaan tertinggi terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam
0,94 persen dan terendah di Kalimantan Barat 0,03 persen. Deflasi pedesaan
terbesar terjadi di Gorontalo dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar -0,31
persen dan terkecil tercatat di Yogyakarta dan Papua Barat masing-masing sebesar
-0,10 persen.
þ Nilai
Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Papua pada September 2016
mengalami kenaikan 0,47 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 110,21 pada Agustus 2016
menjadi 110,73 pada September 2016.