Abstraksi
þ Pada Bulan Oktober 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua mengalami penurunan -0,27
persen dengan indeks NTP 95,91 dibandingkan indeks NTP bulan sebelumnya 96,17.
Kenaikan yang terjadi karena indeks harga diterima petani
lebih rendah
dari indeks harga dibayar petani
dimana
mengalami kenaikan
0,20 persen dan
mengalami
kenaikan 0,48 persen.
þ NTP Nasional Oktober 2016 sebesar 101,71 atau mengalami penurunan sebesar -0,30 persen dibandingkan NTP September
2016. Hal ini terjadi karena indeks harga diterima petani lebih rendah dari
indeks harga dibayar petani dimana indeks harga diterima petani mengalami penurunan
-0,22 persen dan indeks harga dibayar petani mengalami kenaikan 0,07 persen.
þ NTP Provinsi Papua bulan Oktober 2016 menurut
subsektor tercatat 3 (tiga) subsektor memiliki nilai NTP dibawah 100 yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan 88,40; NTP
Holtikultura 99,44 dan NTP Subsektor
Peternakan 99,89. Sedangkan 2 (dua) subsektor lainnya memiliki nilai NTP
diatas 100 yaitu NTP subsektor Tanaman
Perkebunan Rakyat 100,05 dan NTP
subsektor Perikanan tercatat 102,38. Lebih lanjut, NTP subsektor Perikanan
dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap 107,91
dan NTP Perikanan Budidaya 87,12.
Secara umum, penurunan indeks NTP terjadi pada subsektor Holtukultura, Tanaman
Perkebunan Rakyat dan subsektor Perikanan sedangkan subsektor Tanaman Pangan
dan subsektor Peternakan mengalami kenaikan indeks NTP.
þ Dari 33 provinsi yang dihitung NTP nya, tercatat 17 Provinsi mengalami kenaikan NTP dan 16 provinsi mengalami penurunan NTP
dimana Sulawesi Barat tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi yaitu 1,09
persen sedangkan Banten tercatat mengalami kenaikan NTP terendah 0,08 persen.
Sedangkan Sulawesi Utara tercatat provinsi dengan penurunan indeks terbesar
yaitu -1,34 persen dan Jawa Barat dengan penurunan terkecil -0,13 persen.
þ
Inflasi Pedesaan
dapat diketahui melalui Indeks Konsumsi Rumah Tangga. Inflasi Pedesaan Papua Oktober 2016
tercatat mengalami inflasi 0,61 persen. Inflasi perdesaan terjadi karena adanya kenaikan indeks pada sebagian
besar sub kelompok pengeluaran
rumah tangga kecuali sub
kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga yang mengalami
penurunan indeks sebesar -0,62 persen dan sub kelompok transportasi dan
komunikasi sebesar -0.21 persen sementara itu kenaikan indeks tertinggi terjadi pada subkelompok perumahan
1,13 persen.
þ
Secara nasional, 15 provinsi mengalami inflasi perdesaan dan 18
provinsi lainnya terjadi deflasi pedesaan dengan Inflasi pedesaan tertinggi terjadi di Sumatera Utara 0,76 persen
dan terendah di Bangka Belitung 0,01 persen. Deflasi pedesaan terbesar terjadi
di Gorontalo -0,91 persen dan terkecil tercatat di Jawa Timur -0,01 persen.
þ
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di
Papua pada Oktober 2016
mengalami kenaikan 0,22 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 110,73 pada September 2016
menjadi 110,97 pada Oktober 2016.