Perkembangan Industri Manufaktur Provinsi Papua Triwulan I 2017
Jadwal Rilis :
Ukuran File :
Hit :
Abstraksi
Penyajian (release) Berita Resmi Statistik untuk industri manufaktur dibedakan menjadi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) serta Industri Mikro dan Kecil (IMK).
INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS)
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q-to-q) Provinsi Papua Triwulan I-2017 mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,76 persen dari Triwulan IV-2016.
Jika dibandingkan pertumbuhan produksi Triwulan I-2016, pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (y-on-y) Provinsi Papua pada Triwulan I-2017 mengalami pertumbuhan negatif yaitu sebesar 0,80 persen.
Pertumbuhan IBS yang positif secara q-to-q tersebut disebabkan karena terjadinya peningkatan produksi utamanya Industri Makanan (KBLI 10) sedangkan pertumbuhan yang negatif secara y-on-y pada Triwulan I-2017 karena terjadinya penurunan produksi Kelompok Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16). Hal tersebut kemungkinan karena dipengaruhi semakin berkurangnya bahan baku komoditi tersebut dan adanya regulasi dari Pemerintah Daerah untuk tidak melakukan ilegal logging.
.
INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK)
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (q-to-q) Provinsi Papua Triwulan I-2017 mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,40 persen dari Triwulan IV-2016. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh faktor meningkatnya produksi dari beberapa komoditi, utamanya komoditi Industri Alat Angkutan Lainnya (KBLI 30) diikuti Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16); kemudian Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman (KBLI 18) dan Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya (KBLI 25).
Jika dilihat secara (y-on-y), pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan I-2017 Provinsi Papua mengalami pertumbuhan positif yang signifikan, yaitu sebesar 21,42 persen dari Triwulan I-2016. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena lebih tingginya permintaan konsumen terhadap produk-produk industri tertentu selama Triwulan I-2017 dibandingkan Triwulan I-2016, utamanya Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman (KBLI 18) dan Industri Barang Galian Bukan Logam (KBLI 23)