Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Papua Bulan September 2016 - Badan Pusat Statistik Provinsi Papua

Kunjungi Portal Data Papua Untuk Mengakses Data Terpilah pada link http://s.bps.go.id/portalpapua

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Papua Bulan September 2016

Tanggal Rilis : 3 Oktober 2016
Ukuran File : 0.43 MB

Abstraksi

þ Pada Bulan September 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua mengalami kenaikan 0,24 persen dengan indeks NTP 96,17 dibandingkan indeks NTP bulan sebelumnya 95,94. Kenaikan yang terjadi karena indeks harga diterima petan   lebih tinggi dari indeks harga dibayar peta dimana  mengalami kenaikan 0,56 persen dan  mengalami kenaikan 0,32 persen.

þ NTP Nasional September 2016 sebesar 102,02 atau mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen dibandingkan NTP Agustus 2016. Hal ini terjadi karena indeks harga diterima petani lebih tinggi dari indeks harga dibayar petani dimana indeks harga diterima petani mengalami kenaikan 0,73 persen dan indeks harga dibayar petani mengalami kenaikan 0,28 persen.

þ NTP Provinsi Papua bulan September 2016 menurut subsektor tercatat 2 (dua) subsektor memiliki nilai NTP dibawah 100 yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan 87,86 dan NTP Subsektor Peternakan 99,76. Sedangkan 3 (tiga) subsektor lainnya memiliki nilai NTP diatas 100 yaitu NTP subsektor Hortikultura 100,32; NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat 101,57 dan NTP subsektor Perikanan tercatat 103,92. Lebih lanjut, NTP subsektor Perikanan dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap 109,81 dan NTP Perikanan Budidaya 87,65. Secara umum, kenaikan indeks NTP hanya terjadi pada subsektor Tanaman Pangan dan subsektor Peternakan sedangkan subsektor yang lain mengalami penurunan indeks NTP.

þ Dari 33 provinsi yang dihitung NTP nya, tercatat 22 Provinsi mengalami kenaikan NTP dan 11 provinsi mengalami penurunan NTP dimana Sumatera Utara tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi yaitu 1,50 persen sedangkan Gorontalo tercatat mengalami kenaikan NTP terendah 0,03 persen. Sedangkan Lampung tercatat provinsi dengan penurunan indeks terbesar yaitu -1,15 persen dan Bangka Belitung dengan penurunan terkecil -0,10 persen.

þ Inflasi Pedesaan dapat diketahui melalui Indeks Konsumsi Rumah Tangga. Inflasi Pedesaan Papua September 2016 tercatat mengalami inflasi 0,38 persen. Inflasi perdesaan terjadi karena adanya kenaikan indeks pada sebagian besar sub kelompok pengeluaran rumah tangga kecuali sub kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga yang mengalami penurunan indeks sebesar -0,44 persen sementara itu kenaikan indeks tertinggi terjadi pada subkelompok perumahan 0,92 persen.

þ Secara nasional, 27 provinsi mengalami inflasi perdesaan dan 6 (enam) provinsi lainnya terjadi deflasi pedesaan dengan Inflasi pedesaan tertinggi terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam 0,94 persen dan terendah di Kalimantan Barat 0,03 persen. Deflasi pedesaan terbesar terjadi di Gorontalo dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar -0,31 persen dan terkecil tercatat di Yogyakarta dan Papua Barat masing-masing sebesar -0,10 persen.

þ Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Papua pada September 2016 mengalami kenaikan 0,47 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 110,21 pada Agustus 2016 menjadi 110,73 pada September 2016.

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Provinsi Papua (Statistics of Papua Province)Jl. Dr. Sam Ratulangi Dok II Jayapura 99112 Telp. (0967) 5165 999

5165 107Email : pst9400@bps.go.id

logo_footer

Tentang Kami

Manual

S&K

Daftar Tautan

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik